Lesotho merupakan sebuah negara kecil yang berada di kawasan
selatan Afrika, dan dikenal dengan julukan unik sebagai “Kingdom in the Sky” atau Negeri di Atas Awan. Julukan ini ada alasannya, karena Lesotho adalah satu-satunya negara di dunia yang seluruh wilayahnya terletak pada ketinggian lebih dari 1. 000 meter di atas permukaan laut. Dengan pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan budaya yang kaya, Lesotho menjadi destinasi yang luar biasa dan jarang dikenal oleh banyak orang.
Letak Geografis dan Keunikan Alam
Dikelilingi Sepenuhnya oleh Afrika Selatan
Lesotho ialah negara yang merupakan enklave, yang berarti seluruh wilayahnya dikelilingi oleh satu negara lain, yaitu Afrika Selatan. Dengan luas sekitar 30. 000 km², Lesotho memang kecil, namun lokasi geografisnya yang unik menjadikannya berbeda dari negara-negara lainnya di benua Afrika.
Lesotho berada di daerah Pegunungan Drakensberg dan Maloti, menjadikan hampir seluruh negaranya terdiri dari dataran tinggi serta pegunungan. Puncak tertinggi di Lesotho adalah Thabana Ntlenyana, yang mencapai ketinggian 3. 482 meter, menjadikannya puncak tertinggi di bagian selatan Afrika.
Iklim Dingin yang Tidak Biasa untuk Afrika
Dengan keunggulan ketinggian wilayahnya, Lesotho memiliki iklim yang lebih dingin dibandingkan negara-negara Afrika lainnya. Salju bahkan dapat turun di musim dingin, terutama di daerah pegunungan. Ini menjadikan Lesotho salah satu dari sedikit lokasi di Afrika yang memungkinkan kegiatan seperti skiing di resor seperti Afriski Mountain Resort.
Sejarah dan Sistem Pemerintahan
Dari Kerajaan Suku hingga Kemerdekaan
Lesotho memiliki sejarah yang panjang sebagai sebuah kerajaan yang didirikan oleh Raja Moshoeshoe I pada awal abad ke-19. Dia berhasil menyatukan berbagai suku yang tersebar di kawasan pegunungan serta mendirikan kerajaan Basotho, yang menjadi cikal bakal negara Lesotho saat ini.
Lesotho menjadi protektorat Inggris pada tahun 1868 dengan nama Basutoland, dan akhirnya mendapatkan kemerdekaan penuh pada tanggal 4 Oktober 1966, kemudian berganti nama menjadi Lesotho. Sampai saat ini, Lesotho tetap mempertahankan bentuk pemerintahan monarki konstitusional, dengan raja sebagai kepala negara, sementara kekuasaan eksekutif dijalankan oleh perdana menteri.
Bahasa dan Budaya
Bahasa resmi di Lesotho adalah Sesotho dan Bahasa Inggris. Budaya tradisional Basotho sangat kuat terasa dalam kehidupan sehari-hari, terlihat dari pakaian tradisional seperti selimut Basotho yang dipakai sebagai simbol identitas nasional.
Musik, tari, dan cerita rakyat juga merupakan bagian penting dari budaya Lesotho, yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Ekonomi dan Kehidupan Sosial
Perekonomian Berbasis Pertanian dan Tenaga Kerja Migran
Sebagian besar penduduk Lesotho bekerja di sektor pertanian subsisten, terutama menanam jagung, gandum, dan kentang. Selain itu, pengiriman uang dari warga Lesotho yang bekerja di Afrika Selatan juga menjadi salah satu sumber pendapatan utama negara.
Meski memiliki sumber daya air yang melimpah, Lesotho menghadapi tantangan dalam pembangunan infrastruktur serta pengurangan kemiskinan. Salah satu proyek besar negara ini adalah Lesotho Highlands Water Project, yang bertujuan untuk menjual air bersih ke Afrika Selatan dan menghasilkan listrik dari tenaga air.
Pendidikan dan Kesehatan
Lesotho memiliki tingkat literasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Afrika Sub-Sahara, khususnya di kalangan perempuan. Namun, tantangan dalam bidang kesehatan, seperti tingginya angka infeksi HIV/AIDS, masih menjadi fokus utama bagi pemerintah dan lembaga-lembaga internasional.