My Blog

My WordPress Blog

Negara-Negara

Eritrea: Permata Tersembunyi di Tanduk Afrika

Eritrea merupakan sebuah negara kecil di wilayah Tanduk Afrika

yang kerap kali terabaikan oleh dunia. Berlokasi di tepi Laut Merah dan berbatasan dengan Sudan, Ethiopia, serta Djibouti, Eritrea memiliki sejarah yang panjang, budaya yang khas, serta keindahan alam yang menarik. Meskipun terkenal karena konflik politik dan kebijakan pemerintah yang ketat, negara ini juga memiliki potensi yang besar dalam sektor pariwisata, geografi, dan warisan budaya.

Letak Geografis dan Keindahan Alam

Negeri Pegunungan dan Laut Merah
Dari segi geografis, Eritrea memiliki posisi yang strategis. Jalur pantainya yang membentang sejauh 1. 200 km di Laut Merah memberikannya peranan penting dalam jalur pelayaran internasional. Negara ini juga memiliki beragam lanskap: mulai dari pantai tropis, dataran tinggi yang sejuk, hingga padang pasir.
Salah satu daya tarik utamanya adalah kepulauan Dahlak, terdiri dari lebih dari 100 pulau kecil di Laut Merah. Wilayah ini menawarkan terumbu karang yang menakjubkan, ideal untuk aktivitas scuba diving dan penjelajahan laut yang masih alami.
Sejarah dan Politik Eritrea
Dari Koloni Hingga Kemerdekaan
Sejarah Eritrea sarat dengan dinamika. Selama berabad-abad, daerah ini pernah berada di bawah kendali berbagai kekuatan asing, termasuk Kerajaan Aksum, Kesultanan Ottoman, serta penjajahan Italia di akhir abad ke-19. Jejak penjajahan Italia masih terlihat sampai sekarang, terutama di ibu kota Asmara, yang terkenal dengan arsitektur Art Deco-nya yang khas.
Setelah Perang Dunia II, Eritrea dikelola oleh Ethiopia, yang menimbulkan konflik panjang dan berdarah. Barulah pada tahun 1993, setelah perjuangan bersenjata yang menguras waktu lebih dari 30 tahun, Eritrea secara resmi merdeka dari Ethiopia melalui referendum yang didukung oleh mayoritas warganya.
Pemerintahan yang Kontroversial
Saat ini, Eritrea dipimpin oleh Presiden Isaias Afwerki, yang telah berkuasa sejak meraih kemerdekaan. Pemerintahannya dikenal sangat tertutup dan otoriter, dengan pembatasan ketat terhadap media, peroposisi politik, dan kebebasan sipil. Eritrea juga menerapkan wajib militer yang tidak terikat waktu, yang sering kali menjadi sorotan komunitas internasional.
Budaya dan Kehidupan Sehari-hari
Perpaduan Budaya Afrika dan Arab
Budaya Eritrea adalah hasil kombinasi dari pengaruh Afrika, Arab, dan Eropa. Bahasa resmi negara ini adalah Tigrinya, tetapi terdapat juga sembilan kelompok etnis besar yang berbicara dalam bahasa masing-masing. Bahasa Arab dan Inggris juga digunakan secara luas di sektor pendidikan dan pemerintahan.
Agama utama di Eritrea terdiri dari Kristen Ortodoks Eritrea dan Islam Sunni, yang coexist secara damai di banyak daerah. Tradisi kulinernya juga sangat kaya — salah satunya adalah injera, roti pipih yang difermentasi dan sering disajikan dengan berbagai lauk berempah.
Asmara: Kota Penuh Sejarah
Ibu kota Asmara dikenal sebagai “Roma kecil di Afrika” karena warisan arsitektur kolonial Italia yang masih terjaga. Kota ini bahkan terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO karena keunikan desain perkotaan dan bangunan-bangunan bersejarahnya.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *